Jumat, 02 Maret 2012

My last Destination is You (Part 1)

Disclaimer :
Annyeong, ini FanFict Pertamaku. Aku newbie di KPOP fans. Mian kalo ada <banyak> salah. Apapun itu aku udah berusaha dg keras sekeras batu*hah? Batu #ngomongalaafika untuk bisa selesain ini ^^ Hopely kalian suka dg FanFictionku :)
You know? Ceritanya Lee Teukkie Oppa terdampar di Indonesia gitu lalu ketemu seseorang deh. Mau tau? Happy Reading ^^
Author                  : _RiezTeuk_ (@riezchaariezkaa)
Cast :
Leeteuk               a.k.a      Leeteuk atau Kadir [panggilan selama di Indonesia]
DongHae             a.k.a      DongHae (adeknya Lee Teuk)
Kangin                  a.k.a      Kangin (sahabatnya Lee Teuk)
Riezka                   a.k.a      Riezka (cewek yg ditemui Lee Teuk di Indonesia)
Bu Yati                  a.k.a      Ibu yg merawat Lee Teuk selama di Indonesia
Genre                   : Aduh apa ya?
Alur Cerita           : tak beraturan

[One Shoot]
(Lee teuk POV)
=========================================================================
12 Oktober 2008
Aku berkuliah di sebuah perguruan tinggi di Korea. Aku dan teman-teman ingin berlibur jauh dari rutinitas kampus. Oleh karena itu, aku mencari informasi. Dibukalah google dg kata kunci “the greatest mountain di Asia” lalu aku tertarik untuk ke Semeru. Menurut informasi di google, disana adalah gunung terbesar di pulau Jawa, Indonesia.
“bagaimana kita berlibur di gunung Semeru?” aku mulai mengusulkan
“di mana itu, Hyung?” kata DongHae
“di Indonesia. Lalu di sana bagaimana, Hyung” kata Kangin. Dia cukup pintar. Lebih pintar dariku. Wawasannya cukup luas. Yg benar saja, dia suka sekali berselancar di internet. Cuma, dia tidak memperlihatkan kepintarannya ke yg lain.
“disana bagus banget kalau untuk penjelajahan”
“apa Hyung? Indonesia. Jauh sekali? Kenapa tidak ke Everest saja? Lagian apa? Jelajah? Alam liar. Hyung, aku takut kau tersesat nantinya” DongHae sepertinya tidak setuju. Tapi akan ku coba untuk dia bisa setuju dengan usulanku. Tapi kalau tak suka, gpp lah.
“halah, Hyungmu ini tak akan tersesat. Dia kan sudah besar. Lagian kalaupun tersesat cepat atau lambat nanti akan kembali lagi, kan” kata Kangin yg sepertinya setuju dg usulanku
“baiklah, aku ikut kau Hyung. Siapa tau Hyung dapat pujaan hati disana” kata DongHae.
“apa? Pujaan hati. Sudahlah, tesisku belum selesai malah memikirkan hal seperti itu” Ah, apa apaan adikku satu ini. Pakai pujaan hati segala.
“hahahahaha. Adik kau ini makin lucu saja” Kangin sambil tertawa kecil dan menjiwit pipi DongHae.
“jadi, kapan kita bisa berangkat, Hyung. Lagian aku sudah penasaran dg suasana di sana” kata Kangin.
“halah, kau sangat bersemangat sekali untuk ke sana!” kataku lalu tertawa kecil.
“ara, hyung. Banyak teman-temanku yg di internet menceritakan hal-hal yg unik di Semeru. Tradisi, orangnya ramah ramah, apalagi menurut aku, ceweknya juga sepertinya cantik cantik daripada di Korea, kau tau hyung? Mengapa gadis di Indonesia begitu cantik alami? Dia tidak pakai operasi plastik”
“jinja? Wah, kau tau sekali, Hyung! Jadi, kalau bisa secepatnya” kata DongHae
“hahaha... akhirnya kau setuju? Aku kira kau tak akan setuju. Malah kau ingin mempercepat untuk memulai petualangan kita mendaki gunung. Baiklah, mulai hari ini kita harus menabung untuk bisa jelajah di sana. Karena kita akan berangkat 2 minggu lagi” kataku
“Hyung, terlalu cepat. Bagaimana kalau 3 minggu ke depan saja?” kata Kangin kaget.
“aku sudah menyesuaikan dg jadwal kita. Nanti kita akan berlibur selama 3 bulan. Kita minta cuti saja, kabarnya kampus akan meliburkan semua teman-teman selama 1 bulan! Kan kita sudah ikut tes semester” aku menjadwalkan selama itu, karena ingin liburan yg benar benar liburan yg lama, sangat lama. Kalau bisa sampai aku amnesia dg materi di kampus.
*******
26 Oktober 2008
Tepat sesuai jadwal, aku sudah menabung banyak sekali. Persiapan tak hanya untuk perjalanan pulang pergi, juga untuk kepengurusan. Dan untuk berwisata kuliner disana, siapa tau disana banyak makanan yg wajib di coba.
“kajja semuanya, jangan lambat lambat, dong” aku sudah siapkan barang-barangku, dan juga barang dongsae-dongsaeku. Terlalu baiknya aku hingga aku juga yg  menyiapkan barang-barang mereka. Sedangkan mereka masih mandi dan memilah milah pakaian yg akan dipakai untuk berangkat.
“kangin-ah, kajja kalau kau mandi, belum lagi kau masih juga memilih-milih untuk pakaianmu yg kau gunakan untuk berangkat!” kataku.
“ini juga sudah, Hyung. Hanya saja banyak sekali peralatan mandi yg harus kita bawa” Kangin membuka pintu kamar mandi dengan kakinya karena tangannya penuh dg peralatan mandi terdiri dari sabun, sikat gigi, odol, facial foam, shampoo, hingga bebek karet (*author said : hah? Bebek karet? --“)
“Hyung, mengapa kau membawa bebek karet segala, kau mau ditertawakan sama ayam ayam disana gara gara kau mandi pakai bebek karet?” kata DongHae, sambil tangan ala cape deh.
Aku melihat tangannya penuh dg peralatan mandi. Sungguh, andaikan dia tidak membawa bebek karet itu, mungkin tangannya tidak akan penuh. “ kau taruh di sini sajalah bebek karet itu. pernahkah kau bilang padaku kalau kau itu seorang yg sangat laki, kau juga pernah bilang kau paling tampan di Korea, masa orang seperti itu masih saja bawa bebek karet saat mandi?” aku menyuruhnya untuk tidak membawa bebek karet itu. sangat memalukan kami.
“halah, hyung. Baiklah kalau agar Hyung  dan DongHae-ah suka” dia menaruh lagi bebek karet itu di dalam kamar mandi.
Semuanya sudah siap. Sudah saatnya kita ke bandara. Pemberangkatan pesawat jam 09.00 waktu Korea, entah jam berapa kami tiba di bandara di Indonesia. Tak lupa kami berpamitan ke dongsae-donsaeku yg lain, Heechul, Hankyung, Kyuhun, Siwon, Kibum, Shindong, Eunhyuk, Sungmin, Yesung, dan Ryewook.
“cepatlah kembali kalian semuanya. Aku pasti akan merindukan kalian” kami berpelukan satu sama lain, dan aku menggosok-gosokkan rambut Dongsae-dongsaeku masing-masing.
“ah, Hyung. Kau buat rambutku berantakan” kata Eunhyuk.
“semuanya, kami berangkat. Annyeong!!” aku, kangin, dan donghae melambaikan tangan. Semakin jauh, mereka yg tidak ikut perlahan menghilang dari pandanganku. Kita naik subway yg menuju bandara.
Kami sampai di bandara. Kepengurusan imigrasi sudah siap. Tinggal kami menunggu pesawat. Sampai seseorang yg bebicara di speaker ruang tunggu berkata
“penerbangan tujuan Indonesia sudah tiba di bandara. Bagi penumpang diharapkan bersiap. Terima kasih”
“hyung, kajja berangkat. Pesawat sudah sampai” kata DongHae
Kami berangkat, meninggalkan Korea, dan melepasjan penat kampus di Indonesia. Melampiaskannya di Indonesia.
********
Kami sudah sampai di bandara di indonesia
“Hyung, apakah sudah sampai?” kata DongHae
“ne, di Indonesia-nya belum di Semerunya” kata Kangin.
“hah? Jadi belum sampai? Lalu kira kira sampai disana kapan? Besok?”
“bisa jadi 2 minggu untuk bisa mencapai puncak Semeru?” kata Kangin lagi.
“jinja? Selama itukah?” kataku terkejut.
Sambil berjalan melangkah menuju bandara. Lalu kami bertanya ke orang-orang sekitar. Lalu kami bertemu dg yoeja yg berdiri di antara sekelompok taksi yg diparkir. Tanpa dosanya kami bertanya dg bahasa korea.  Lalu mereka bingung apa yg kami katakan
“bisakah kau mengucapkannya dg bahasa inggris? Aku tak tau yg kalian ucapkan”
“omona. Kangin-ah, apakah kau membawa buku belajar cepat bahasa Inggris atau kamus Korea-Indonesia yg baru aku beli kemarin lusa?”
“coba aku cek, Hyung” dia mengobrak obrik isi tasku, tasnya kangin, dan tasnya donghae. Yg ketemu pertama kali adalah kamus Korea-Indonesia
Aku membuka lembar perlembar untuk menemukan apa yg harus aku katakan untuk bertanya masalah ini. Dengan berat aku berbahasa Indonesia. Karena aku pertama kali mengucapkan bahasa Indonesia.
“apakah Anda tau cara menuju ke Gunung Semeru?” logat bicaraku sangat aneh saat berkata itu. sampai-sampai orang-orang di bandara yg kebetulan mendengar tertawa kecil. Mungkin mereka berkata dalam hati “sangat lucu sekali” pasti dia akan menceritakan hal ini ke orang-orang yg dia kenal sesampainya di tempat yg dituju.
“oh, baru belajar bahasa Indonesia kalian rupanya. Baiklah, kebetulan aku juga mau ke semeru. Rumahku disana” kata orang itu. Gadis berkerudung biru, dia sepertinya baru saja berpergian. Sementara Kangin mencari arti dari apa yg dia ucapkan, aku melihat gadis itu. dia manis sekali. Tatapannya innocent, pergelangan tangan yg kecil. Lalu dia berbalik melihatku dg penuh kebingungan.
“apa kau baik baik saja?” sambai melambaikan tangannya ke depanku.
“Hyung-ah. Kebetulan juga dia mau ke Semeru karena mau pulang juga” kata Kangin menjelaskan apa yg gadis itu maksud.
“syukurlah, kita sepertinya ada tour guide dadakan, Hyung” kata DongHae. Traveling kita harusnya sih backpacking tanpa guide tour sendiri. Tapi tour guide itu datang sendiri pada kami.
“mwo? Apa yg kau ucapkan tadi?” biasa, setelah
“hhh.... belum belum udah liat nuna cantik menurut Hyung” kata donghae memainkan matanya.
“begini Hyung. Kebetulan kita bisa berangkat bareng sama gadis ini, karena dia juga mau ke Semeru” kata Kangin.
“wah, syukurlah” sambil mengelus dada dan menghela nafas.
“oppa” kata gadis itu lagi.
“huh? Dia tau bahasa korea?” kata Kangin
“saya bisa sedikit-sedikit. Karena saya ingin belajar banyak bahasa. Termasuk Korea. Jadi, boleh tau nama kalian semua?” (kami berbicara dg bahasa Inggris)
“Lee Teuk imnida”kataku sambil mencoba meraih tangannya untuk berjabat tangan dgku. Tapi ternyata tidak bisa.
“mian oppa. Aku tak bisa berjabat tangan dgmu karena aku dalam keadaan wudhu”
“Kangin-ah. Kata kedua apa yg dia katakan?” Jahat sekali. Memperlakukan sahabatku seperti kamus berjalan. Lalu Kangin membuka lembar perlembar. Untuk mendapatkan arti dari apa yg gadis itu katakan.
“dia bilang, dia tidak bisa berjabat denganmu Hyung. Karena dia dalam keadaan wudhu”
“apa yg harus aku katakan jika aku ingin bertanya ‘apa itu wudhu’? satu lagi. Aku belum tau namanya apa bahasa Indonesianya siapa namamu” kataku sambil mebisikkan ke Kangin-ah
“katakan saja Wudhu itu apa? Lalu namamu siapa?” kata kangin karena dia tau bahasa Indonesianya kata itu.
“Wudhu itu apa? Lalu namamu siapa?” aku bertanya ke gadis itu.
Kata donghae dalam hati “hyung-ah, cepatlah. Aku ingin cepat beristirahat. Pakai tanya tanya itu lagi”
“wudhu itu istilah dalam Islam. Kalau kita sudah wudhu berarti kita dalam suci. Oh iya, Riezka Imnida. Banghapsumnida (*author said : maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan [emangnya undangan buk?--a])
“sini ku bawa buku itu. biar aku yg mengartikan kalau seperti ini kita tak cepat cepat sampai. Aku sudah tidak sabar untuk sampai ke Semeru” Donghae mengambil buku cepat belajar bahasa Indonesia dari Kangin.
“Donghae-ah. Kau ini, ya sudah. Artikan sajalah sendiri” kata Kangin pasrah bukunya diambil dari Donghae.
“hyung-ah. Dia bilang wudhu itu istilah dalam Islam. Hyung tau Islam kan itu apa? Katanya kalau orang islam sudah wudhu berarti dalam keadaan suci. Hyung-ah tunggu apa lagi. Ayo ke Semeru. Janganlah basa basi lagi. Riezka Nuna sepertinya sudah kelelahan. Apalagi kalau Hyung ajak bicara, kasian, Hyung” Kata Donghae alasan dia cukup beralasan juga. Karena dia terlihat kelelahan.
“Nuna, ini Donghae, adikku. Dan ini Kangin Sahabatku” kataku mengenalkan Donghae dan Kangin ke Riezka. Aku tidak tau apakah dia lebih tua atau lebih muda dariku? Makanya aku memanggilnya nuna.
“annyeong, kangin imnida” kata kangin ke Riezka
“annyeong, donghae imnida” kata Donghae.
“jadi, kita harus ke mana?” kataku. Untuk mempercepat kita sampai. Aku juga capek sekali. Ingin sekali tidur. Tapi aku menahan untuk ippun yoeja yg ada bersama rombonganku (*author said : emangnya rekreasi antar RT rombongan).
“kita ke cari angkutan untuk bisa untuk mengantarkan kita ke Semeru” kata Riezka. Dia cukup lancar berbahasa Korea. Lumayanlah, ternyata dia juga membawa buku belajar bahasa Korea. Hhhhh.....Yg benar saja.
“kita naik angkutan ini. Nanti kita turun di pemberhentian bis” kata Riezka.
“sepertinya cukup merepotkan. Nanti pasti tidak langsung ke Semeru. Masih naik angkutan lagi, jalan kaki. Iya, kan Nuna?” kata Kangin
“kau benar. Tidaklah mudah untuk menuju puncak Semeru. Apalagi dg kondisi cuaca seperti ini”
Sepanjang perjalanan aku tertidur pulas, tak peduli orang disekitarku sedang apa. 3 jam berlalu, aku terbangun. Sudah sampai manakah ini? Sepertinya masih jauh. Aku melihat kanan kiri melihat pemandangan indah disana. Ommo.... sangat cantik. Jalan yg mulus, banyak kendaraan berlalu lalang disini.
“kita sampai mana?” kata donghae
“kita masih di Pasuruan, untuk samapi ke Semeru masih kira kira 2 jam perjalanan lagi. Nanti kalau kita sudah sampai kalian istirahat saja di rumahku. Tenang saja, aku tak akan memungut biaya darimu” kata Riezka.
“lama sekali. Aku sudah tak sabar. Kapan sampainya” sambil mengambil cemilan yg aku beli di supermarket bandara sebelum berangkat.
“Hyung, pelit sekali. Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau  beli camilan di supermarket? Aku mau, Hyung!” kata Donghae merengek. Aku akan memberikanya, atau tidak? Karena Donghae terlihat sangat lapar, aku akan memberikannya. Yah, walaupun Cuma ¾ dari milikku.
“hyung, akupun mau. Bagikan padaku, aku lapar hyung-ah” kata Kangin.
“nah, aku kasih kau” aku memberikannya lagi.
“Riezka, aku makan cemilan, kau mau?” aku menawarkan ke Riezka. Dia terlihat lapar.
“ah, Oppa. Aku tidak lapar. Kau habiskan saja. mubadzir” (aku dan Riezka berbicara dlm English)
“humm.. oppa, kita sudah hampir sampai” lalu kami ber 4 turun dari bis untuk berjalan sedikit untuk bisa sampai rumahnya Riezka.
“nuna, kita ke rumahmu dulu?” kata Kangin.
“iya. Nanti kalian harus istirahat dulu. Singgahlah berberapa hari. Ibuku akan senang ada kalian natinya”
“kau tinggal bersama eomma-mu?” kataku.
“kita sudah sampai” Riezka mengetukkan pintu. Dan mengucapkan salam. Ah, dia bilang apa? “assalamualaikum”  apa itu? oh aku tau. Aku pernah mendengar kata itu, di internet.
“waalaikum salam” terdengar suara mendesah dari seorang ajhuma. Dia tinggi mengenakan jaket dan sarung, wanita paruh baya itu lalu menghampiri kami.
“aduh, kamu sudah pulang, nduk?” sosok ajhuma namun masih terlihat cantik itu menggosok gosokkan kepalany Riezka. Ah, mungkin karena tidak bertemu terlalu lama.
“nduk, anaknya siapa yg kau bawa, nduk? Cakep juga, nduk?” kata ibu itu sambil menunjukkan jarinya ke aku, kangin-ah, dan donghae-ah.
“oh, ibu. Kenalin ini teman baru Riezka. Mereka dari Korea bu” katanya ke Ibu ibu itu.
“Hyung, mereka bilang apa? Semakin dia bercakap cakap semakin pusing aku mendengarnya” kata donghae ke Kangin namun dengan suara yg lirih. Lalu Kembali membuka buku belajar bahasa indonesia itu.
“aku tak tau, coba aku buka. Jujur, aku juga pusing mendegarnya” kata kangin juga kebingungan, lalu menguap. Oh, mereka tampak lelah. Aku juga ingin sekali beristirahat.
“oppa, mari kenalan sama ibuku”
“annyeonghaseyo” kata kami bertiga.
“apa? Monyong monyong? Kalian itu bilang apa to Le?” kata ibu itu. maklum dia hanya bisa menguasai bahasa Indonesia dan Jawa saja.
“Oppa, katakan selamat malam. Bukan annyeong, ibuku tak tau sama sekali bahasa kalian?”
“Mian nuna. Baik kami ulangi lagi” kata Kangin sambil menundukkan kepala.
“Selamat Malam” sambil menundukkan kepala.
“Malam, nak. Dari korea toh? Ah, mari mari silakan masuk” kata ibu itu, selain lucu ternyata ibu itu baik dan [sangat] pengertian.
“nun, apa yg dia bicarakan” kataku ke Riezka
“dia menjawab salam kalian dan mempersilakan duduk” kata Riezka.
“nah, ini yg aku tunggu tunggu, aku sudah lelah. Sangat sangat lelah” kataku dengan lirih ke  Kangin
“uhm, hyung. Apa tadi kau sudah tidur? Kau masih ingin istirahat lagi?” kata Kangin dan memainkan matanya.
“halah, tenang saja, liburan kita masih lama, kan? Nikmati saja, ya?” lalu tanpa malu aku masuk dan duduk di sebuah sofa. Kulihat sekeliling kiri kanan atas bawah. Sungguh lain dari dormku. Terlihat sederahana, rapi dan hhhmmmm... bau gunung yg menenangkan hati.
“hyung, tak sopan kau lihat sekeliling rumah. Kau harus bawa diri” Kangin mencolekku untuk mengingatkan untuk bersikap baik di rumah orang.
“Kalian mau minum apa?” kata Riezka.
“ah, annia. Aku sudah membawa minuman sendiri”
“mari aku tunjukkan tempat istirahat kalian dimana” Riezka mengajak kami berkeliling untuk menjelajah isi rumah. Kami akan beristirahat lalu esoknya kita harus berjelajah. Huaa... jadi tak sabar pasti seru ketika berjelajah.
Kami berdiri untuk untuk pergi menjelajah isi rumah, sementara ibu itu (aduh, aku lupa tanya namanya, masa dia di panggilm ibu itu atau ibunya Riezka, bukankah tidak sopan?) menyiapkan makan malam untuk kami.
“kalian bertiga istirahat disini. Taruh barang barang kalian, dan kalian jangan tidur dulu. Terutama kau Teukkie Oppa, ibuku sedang menyiapkan makan malam untuk kita. Kalian taruh saja dulu barang barangnya disini” Riezka menekankanaku untuk tidak tidur dulu. Tapi, ooaahmmm.... aku sudah mengantuk tingkat dewa, sangat sangat mengantuk. Tapi untuk gadis cantik itu, apa saja kulakukan untuk dia.
“makanan sudah siap” seseorang berteriak dari dapur, rupanya itu ibu ibu baik tadi. Dia sudah menyelesaikan masak untuk kami berempat.
Tak lama kami menuju meja makan dan makan bersama. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Dimana sumpit? Sumpitnya mana? Ini makanan apa? Banyak pertanyaan dibenakku melihat makanan yg ada di meja.
$0A“ini apa Riezka-ssi?” sambil kebingungan
“ini tempe penyet, kurang nikmat kalau kalian makan ini pakai sumpit. Pakai tangan lebih enak. Nah, kalian harus cuci tangan dulu” sambil menyodorkan baskom berisi air untuk cuci.
“ah, pakai tangan. Tapi semuanya tampak sangat enak” Kangin meilihatnya saja sudah kebelet ingin memakannya.
Ibunya Riezka bingung apa yg kami bicarakan. Riezka menjelaskannya satu persatu, dg sabarnya dia menjelaskan apa yg kami katakan.
“kenapa kalian tidak makan dulu saja, saya nanti saja”
Kami semua menikmati makan malam kali ini. Pantas saja, kami makan dengan menu dan cara yg berbeda. Setelah makan Riezka mengambil sisa sisa alat makan yg kotor untuk dicuci. Aku, kangin, dan donghae lalu menuju kamar istirahat kami hari ini, siapkan diri untuk menaiki gunung.
“hyung, nanti kita bisa sampai puncak?” sambil tiduran mengatakan hal itu padaku. “hyung? Hyung? Ah, kau sudah tidur? Baiklah, aku juga tidur”
“nah, aku sama siapa? Aku masih belum bisa tidur” sambil memainkan PSPku, dia mengambilnya saat aku telah tertidur. Selama di dorm dia selalu memainkan PSP itu ketika aku telah tertidur. Karena dia tau kalau meminjamnya pasti aku takkan memberinya. Pelit sekali.
********

29 Oktober 2008
Kami bangun jam 05.00 waktu sekitar. Aku bangun terlebih dahulu.
“kangin-ah. Donghae-ah. Bangun kita siap siap untuk naik” sambil menggoyangkan tubuh mereka. Kalau mereka masih tidak bangun juga aku ingin menyiramnya dengan air disini.
“ooaahhmmm......... disini dingin Hyung. Malas bangun ah” sambil menutup diri dengan selimut. Donghae kembali tidur
“sudah pagi kah?” kangin membuka matanya lebar dan melihat jam dinding. Oh, jam 05.00
“mandi dulu ya Hyung, aku ingin sampai puncak cepat cepat” kangin bersemangat sekali.
Riezka ke kamar kami. “oppa, sarapan sudah siap, kalau mau air hangat ambil saja di dapur. Oh iya, aku ikut kalian untuk menjelajah hari ini. Boleh, kan?”
“gumawoyo. Baiklah, kalian ikut kami. Tapi bagaimana dengan eomma-mu?” aku senang Riezka ikut. Karena aku akan melihantnya tidak hanya hari ini lagi. Namun sampai puncak. Dia sangat manis, cantik, tak pernah gadis yg seperti ini di dunia.
“eomma akan bersama eonnie-ku, dia akan datang ke rumah bersama suami dan anaknya. Sebaiknya kita cepat cepat sebelum mereka datang. Karena kalau mereka datang apa yg akan dilakukan eonnie-ku? Pasti aku akan diacak acak rambutnya. Dan aku tidak terlalu suka”
“donghae-ah. Bangunlah, nanti kita kesiangan” aku masih berusaha membangunkan donghae.
“ah, hyung. Dingin” donghae mengucek matanya.
“jangan mengeluh. Cepat mandi!” 
“hhmm.... ne Hyung. Riezka Nuna, cantik sekali” riezka memang melepas jilbabnya. Rambutnya panjang dengan baju lengan panjang dan training warna biru. Lengkap dengan bando pita.
“donghae-ah. Cepat mandi. Riezka nuna itu calon kekasihku. Ups!” sambil menutup mulut. Aku keceplosan. Mulai dari sini aku merasakan cinta yg dalam untuk ippun yoeja.
Seseorang datang dari kusen pintu, Kangin mendengar semuanya.
“mwo? Jinja? Calon kekasih. Ah hyung, baru saja kemarin berkenalan kau sudah jatuh cinta”
Pipi Riezka-ssi memerah, semakin tersenyum malu, dia semakin sangat cantik. Riezka, saranghae.
Donghae ke kamar mandi. Untuk mandi, sementara aku, Riezka, dan kangin ke meja makan untuk melahap makanan.
Kangin membawa buku belajar bahasa Indonesia, dan membuka lembar per lembar untuk mendapatkan apa yg aku pikirkan
“nyonya, Riezka ingin ikut puncak. Bolehkah?”  dengan masih terbata bata dan beleppotan Kangin meminta ijin untuk Riezka naik ke puncak bersama kami.
“ora opo opo to, le” aku tidak tau apa yg dia ucapkan,  tapi aku yakin ibunya Riezka mengijinkan. Dari sini aku sudah senang sekali bagaikan saat malam menyalakan kembang api.
Kami sudah menyelesaikan makan, mempersiapkan hal hal yg diperlukan untuk sampai ke puncak. Kini tinggal berangkat.
“ibu, Riezka berangkat. Kami akan segera kembali, bu aku yakin” Riezka pamitan ke ibunya.
“hati hati yo nduk, le” lalu kami berpisah dan berangkat!
********
16 November 2008
Kami sudah hampir mencapai puncak. Huah, puas rasanya. Kami akan segera turun gunung. Untuk berwisata kuliner di daerah sekitar. Tapi..............


(tunggu part 2-nya ya ^^)

oh iya, kalau mau contact2 sama mbak admin ke twitterku dan fb ku yah ^^
gamsahamnida :)

Ku tunggu komentarnya

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar ^^
untuk blog ini lebih baik lagi

I HATE SPAM! Please don't SPAMMING!!
Kalo nyepam ke laut aja jangan ke sini :)

Thanks :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting