Tes Tes Tes...
ekkhhemm,,,,
Assalamualaikum wrr. wb! Annyeong blogger! ini lanjutan dari fanfiction yg pertama
sekarang aku publish yg selanjutnya.
Happy Reading ^^
-other cast milik Allah, kecuali Leeteuk adalah milik mbak Author :P *dilempar bata sama angels-
(Riezka POV)
Akhirnya tinggal sedikit lagi. Tapi sesuatu yg buruk terjadi. Ketika aku dan Teukkie oppa sedang mencari bahan makanan, dan saat kami kembali. Kami kebingungan untuk mencari jalan keluar.
“kita di mana, Riezka-ssi? Dongsaeng-dongsaengku kelaparan, aku tak tega kalau mereka duduk terdiam lalu kelaparan” oppa sangat kebingungan, aku tak tega melihatnya. Lalu keluarlah air matanya. Laki kok cengeng, itu yg ada dipikiranku. Tapi ini yg bikin aku lama kelamaan menaruh hati padanya. Dia sangat perhatian, penyayang. Oppa mencari GPS yg seingatnya di bawa,
“ania, aku tak bawa GPS. Barang barangku semua ditinggal perkemahan bersama kangin dan donghae” aku mendekatinya dan menepuk pundaknya.
“sabar, oppa. Kita pasti selamat. Kita pasti tak akan mati disini. Asalkan kita berusaha untuk mencari jalan keluar”
“Riezka-ssi”
“mwo?”
“aku merasa lebih tenang saat kau menepuk pundakku”
“jinjja?” aku langsung deg-degan ketika Teukkie Oppa mengatakan hal itu. ah, aku semakin yakin untuk sayang sama dia.
********
(donghae POV)
Hyung dimana? Nuna juga dimana? Kami kelaparan. Sudah lama aku dan Kangin menunggu kedatangan mereka. Sudah sampai jam 00.00 malam.
“donghae, aku tidur dulu. Besok kita mulai mencari mereka. Jagan pedulikan perut kita masing-masing. Kalau kau mau tidur, tidurlah. Aku akan tidur dulu” kangin masuk tenda.
Aku masih duduk termangu, hyung dimana, sih? Bukan masalah perutku. Tapi karena, dia membawa yoeja. Riezka nuna.
Aku mematikan api unggun dan memasuki tenda untuk tidur.
********
17 November 2008
(Leeteuk POV)
Menjelang ulang tahun Riezka-ssi. Aku tau kalau ultahnya besok dari akun cyworld-nya. Aku memikirkan surprise untuknya. Disaat seperti ini aku masih harus buatnya senang, aku senang bisa berkenalan dengannya. Tak pernah ku temukan yoeja seperti ini di korea. Dia juga sepertinya menyukai hal yg sama, putih. Untungnya semua baragku tidak tertinggal di tenda.
“oppa, jangan melamun. Kita harus cari jalan keluarnya segera. Kasian saeng-mu. Mereka sangat lapar, kan?”
“ne Riezka-ssi. Kita mulai dari mana? Utara, selatan, barat, atau timur?” aku mengeluarkan kompas yg sudah ada dari celana yg saat ini aku kenakan.
“kita ke arah sini saja” kami meninggalkan bahan makanan. Karena yg kami inginkan adalah segera kembali atau paling tidak bertemu kangin dan donghae.
(Kangin POV)
Teuk hyung dan Riezka Nuna masih belum kami temui. Kami sudah kehilangan jejak. Selama pencarian, donghae. Tak tahan untuk mengeluarkan air matanya.
“GPS ini mungkin membantu” aku mengeluarkan GPS dari tasnya Teuk hyung.
GPS bukannya mengarah ke tempat dimana kira kira Teuk Hyung dan Riezka nuna berada. Justru membawa kami turun ke kaki gunung.
“mungkin mereka sudah sampai puncak lalu kembali lagi. Makanya GPS-nya mengarah ke sini” pikirku.
(Riezka POV)
Hari semakin siang. Aku dan oppa masih bingung untuk mencari jalan keluar. Kompas bukannya membantu justru menyesatkan kami. Atau kami sendiri yg menyesatkan?
Kami lapar? Tapi belum ada yg bisa kami makan. Hingga oppa menemukan daun daun yg seingatku bisa dimakan, ah apalah oppa lupa. Lalu kami makan berdua.
“oppa”
“wae? Kau masih lapar?”
“aku sudah tak kuat lagi untuk cari jalan keluar oppa. Tapi aku khawatir dg eomma-ku”
“aku akan menunggu kamu sampai kamu baikan. Kalau kamu baikan kita lanjutkan”
“bagaimana dg dongsaeng-dongsaengmu? Mereka nunggu oppa sangat lama”
“mereka pasti tau jalan keluar. GPSnya di bawa mereka”
“tapi....”
(Leeteuk POV)
Aku menyentuh keningnya, “kau demam, istirahatlah, kalau sudah merasa baikan kita akan lanjutkan lagi”
Entah apa yg aku rasakan saat ini. Aku menyentuh keningnya untuk melihat kondisinya aku merasa deg-degan. Aku juga tak tega melihatnya tak kuat untuk bertahan. Hingga aku minta Riezka istirahat.
Besok ultahnya, jika dia masih sakit juga, aku merasa kasian. Malamnya, ketika Riezka sudah tidur. Aku duduk di sampingnya ditemani api unggun memikirkan apa yg aku berikan atau apa yg akan aku ucapkan saat ultahnya besok. lalu aku mencari berberapa dedaunan, untuk membuat sebuah tulisan “sangeil chukka hamnida, Riezka. Get well soon ^^”
Setelah daun telah terkumpul dan tersusun dg baik. Aku mengkhawatirkan kondisi Riezka yg menggigil kedinginan. Yg dipanggilnya adalah ibunya, lalu aku.
“ibu, teukkie oppa” sambil melawan dingin yg tidak diinginkannya. Riezka merubah posisi tidur, membenarkan selimut yg ada. Kasian sekali, aku tak tega melihatnya. Aku kembali menghampiri. Menyentuh keningnya. Kok semakin parah, sih? Mana jalan keluar belum ada juga?
“Riezka –ssi”
“oppa, aku kedinginan”
Lalu aku memeluknya dg penuh kehangatan. Yg aku inginkan saat itu adalah dia sembuh. Riezka harus sembuh. Aku tak mau dia sakit parah. Sekarang entah aku akan menemukan jalan keluar apa tidak? Aku tak peduli. Tanpa sadar ada rasa cintaku untuk Riezka. Puncaknya ketika aku memeluknya.
“sudah mendingan, kan?”
“aku merasa baik sekarang, oppa”
Aku menahan rasa untuk mengutarakan apa yg aku rasakan sekarang. Untuk ultahnya.
“mau aku peluk lagi?”
“ani, tidak hari ini oppa. Jika kau mencintaiku aku akan mau dipeluk lagi olehmu” sontak aku merasa ada petir di siang bolong. Dalam hati berkata “sekarang aku ingin memelukmu. Karena aku mulai mencintaimu, Riezka”
(donghae POV)
GPS itu justru membawa aku dan Kangin kembali ke rumahnya Riezka nuna. Omona, apa yg akan kami katakan kalau kami tidak bersama Riezka nuna dan Teuk hyung. Pasti ajhuma itu sangat shock. Dan akan stres nantinya.
“hyung, bagaimana? Aku tak mau dia sedih sekali kalau hyung dan nuna tidak bersama kami” aku kebingungan. Aku tak tau apa yg harus dilakukan. Strategi apa yg ingin disiapkan.
“aku tak tau. Kalau kita naik lagi. Pasti kita akan lupa lagi”
“halah, kita punya GPSnya Teuk hyung. Pasti apapun kita akan kembali ke sini lagi”
“tapi batreinya habis” sambil menunjukkan kondisi batrei di layar GPS itu.
Lalu hanya keheningan kampung yg kami dengar. Kami berpikir bagaimana cara untuk mendapatkan taktik. Kangin berputus asa.
“kita langsung pulang ke Korea saja” kata Kangin
“kau gila, hyung? Kasian nuna. lalu Teuk hyung? Tapi apapun memang itu jalan satu satunya. Dan kau pernah bilang saat di dorm. Kalaupun mereka tersesat pasti akan kembali lagi”
“ne hyung. Aku tega sekali bilang seperti itu. kita menunggu? Ania, aku tidak suka menunggu”
Kami sedang dirundung dilema, selain kami harus menunggu Teuk hyung dan Riezka nuna. kami ingin cepat pulang. Karena kami percaya Teuk hyung akan kembali lagi
“baiklah, kita tunggu sampai 3 hari. Kalau mereka tak balik juga, kita pulang. Bagaimana?” kangin mengambil keputusan
“ne, aku setuju” kami bersalaman tanda kesepakatan.
Kami kembali naik, kami takut untuk kembali ke rumah Riezka nuna, sekitar 10 km kami naik lagi. Memasang tenda untuk istirahat dan menunggu. Hingga senja tiba.
(Riezka POV)
Hari semakin malam, aku merasakan kondisi badanku yg masih saja tidak baik. Masih dilindungi selimut. Aku terbangun dari istirahat lamaku. Dan menoleh, Teuk Oppa mana? Apa dia menemukan jalan atau dia mencari jalan sendirian. Ah, tidak mungkin. Dia takkan tega meninggalkanku sendirian. Lalu seorang datang membawa makanan gunung dan dedaunan. Aku tau daun itu, untuk menurunkan demam. Teukkie oppa, aku kira dia hilang
“oppa, kemana saja? aku kira kau menghilang”
“ah, gwencana. Aku takkan hilang darimu. Nah, minum ini” oppa menyodorkan segelas air yg juga termasuk obat. Lalu dia menaruh daun itu ke dahiku. Lalu jantungku mulai deg-degan, perasaan apa ini? Apa ini cinta? Aku terdiam.
“Riezka-ssi. Kyeopta?”
“ne, oppa. Gwencanayo”
“kamu mau aku carikan apa lagi?” lalu dia menyentuh keningku lagi “badamu masih hangat. Besok jangan kita lanjutkan. Aku nunggu kamu sampai benar benar sembuh”
Oppa perhatian sekali, banyak orang namja di kampus yg sangat perhatian padaku. Tapi entah kenapa, aku merasakan lebih banyak berterima kasih padanya. Aku mulai mencintainya.
“kau istirahat lagi. Aku akan jaga kamu”
“ania, oppa. Aku takkan dimakan macan, oppa istirahat saja”
“ah, jinja? Tapi aku akan jaga kamu. Takutnya ada namja yg mau mainin kamu
“terserah dah” akupun tidur
(Leeteuk POV)
Sengaja aku tak langsung tidur. Menunggu Riezka tertidur pulas. Aku akan merencanakan kejutan darurat untuk ultah Riezka. Aku menata serangkaian daun untuk dibuat tulisan (author said : udah tau tulisannya kan? Gak tau? Liat diatas deh ^^). Aku buat setulus hati, aku juga menyiapkan hadiah yg sudah aku pikirkan tadi pagi langsung aku buat.
“semoga dia suka dg apa yg aku beri. dan semoga tau apa yg aku rasakan sekarang” kataku dalam hati. Sambil berdoa. Lalu ketika semuanya sudah siap aku membenarkan selimut Riezka yg kembali berantakan. Aku kembali menyentuh keningnya, sudah agak baikan. Tapi sebelumnya belum sembuh benar. Aku tak peduli apakah aku bisa pulang atau tidak, aku ingin dia sembuh segera kembali ke eomma-nya. Aku ingin buatnya senang, apapun itu. karena, AKU MULAI MENCINTAINYA!
********
18 November 2008
(Leeteuk POV)
Inilah saatnya, inilah ulangtahunnya Riezka. Usianya sekarang 19 tahun. Aku membangunkan Riezka
“Riezka-ssi. Bangun” aku membangunkannya dengan lembut, mengelus pipinya agar segera bangun. Untuk segera melihat surprise yg aku buat. Lalu riezka bangun
(Riezka POV)
Aku bangun dari tidurku. Aku merasa lebih baik hari ini, tapi apa yg menyambut pagiku? Sebuah papan yg terdapat tulisan “sangeil chukka hamnida, Riezka. Get well soon ^^” dibuat dari dedaunan yg ditempel, dan apalagi ya yg dia berikan untuk ultahku? Jujur, aku lupa kalau hari ini ultahku. Tak terasa airmataku jatuh. Oppa mendatangiku.
“Riezka-ssi, mengapa? Surprisenya jelek? Sudah, hapus yah airmatamu. Aku memberikanmu untuk senang dan bahagia. Bukan nangis” lalu oppa mengahpus airmata di pipiku. Kembali deg-degan.
“oh iya, ini untukmu” oppa menyodorkan kotak, berhiasan shape love.
Sebuah kotak dari dedaunan (lagi) dan dibuka ternyata mahkota mahkota-an terbuat dari berbagai akar, daun dan bunga bunga cantik yg menghiasi mahkota itu.
“ijinkan aku mengenakannya kepadamu” oppa mengenakan mahkorta itu kepadaku. Semakin deg-degan. Sejenak aku tak bisa berkata apapun.
“gamsahamnida oppa. Jujur aku lupa kalau ultahku hari ini. Kau tau dari cyworldku, kan? Oh iya by the way. Aku merasa baikan. Kita lanjutkan mencari jalan keluar, yok!”
“sepertinya tidak dulu, memang lebih baik. Bukan berarti sembuh”
“ania, oppa. Kasian eomma, nanti dia kebingungan, kalau kita tak cepat cepat pulang” aku mulai ingat eomma-ku. Eonnie sepertinya sudah kembali ke rumahnya. Jelas eomma sendirian. Selama aku beasiswa, eomma sudah terbiasa sendirian. Tapi aku tak mau dia sendirian dalam keadaan khawatir seperti itu.
(Kangin POV)
“donghae”
“mwo”
“aku teringat sesuatu, soal ultah seseorang”
“oh~ Riezka nuna ultah hari ini” donghae melompat kecil.
Aku baru ingat, Riezka ultah hari ini. Kami belum menyiapkan hadiah. Yg benar saja, disaat seperti ini masih saja memikirkan ulang tahun. Suasana tenda kembali sunyi
“..........”
“..........”
Suara khas pegunungan yg jelas kami dengar, tiada suara ocehan. Sunyi.
“terasa sekali tanpa hyung hari ini. Biasanya kita bermain pantun, pasang wajah lucu, tatap menatap. Ah, hyung. Kau kemana?” aku mulai merindukan anak itu.
“kita banyak berdoa saja semoga hyung dan juga nuna cepat ketemu dengan selamat”
“amien”
Kami masih berharap mereka akan datang hari ini. Tapi, ku toleh kanan dan ke kiri. Tapi tak ada orangpun. Omona. Huft....
Aku menemukan banyak jenis bahan makanan disini. Lalu kami menyiapkan api untuk makan siang. Setelah selesai kamipun makan.
(Leeteuk POV)
“kau mau makan apa hari ini?”
“aku tak tau oppa. Yg aku inginkan saat ini adalah aku bisa pulang”
“hhmm... ne araseo, tapi untuk makan siang hari ini apa? Sebagai hadiah lanjutan untuk ulang tahunmu”
“hhmmm,,, sebenarnya makanan yg aku inginkan tidak akan kita temukan disini. Karena kau tau, kan? Posisi kita dimana?”
“memangnya apa yg kau inginkan”
“aku ingin........ aku ingin......... emm...... aduh, apa ya?”
Hening sekali, dia lupa apa yg diinginkan hingga menunggu waktu cukup lama untuk mendapatkan apa yg dia inginkan. Lama sekali anak ini, apa perlu aku cium untuk dapat yg dia inginkan?
“ah, aku ingin gado-gado” aku bingung makanan apa lagi itu?
“hah, ini resep yg sempet aku bawa” lalu dia menunjukkan resep yg diketik lalu dicetak.
“biar aku yg membacanya” aku menyahut lembaran itu
“hey, oppa! Tak sopan, ah”
“aish” lalu aku membacanya. Aduh ini bahasa apa sih? Tulisan ini bilang apa?
“kau bingung oppa? Makanya jangan menyahut sembarangan!!”
“hahaha, mianne Riezka-ssi” lalu aku mengelus-elus kepala Riezka. Aku sangat gemas terhadapnya.
“ne gwencana-yo, oppa”
“lalu, bagaimana biar kita bisa menyiapkannya?”
“hah? Bahannya banyak yg susah ditemui kalau saat-saat seperti ini”
“tapi kita bisa memodifikasinya, kan?”
“oh iya!”
Kami membuat makanan dg bahan seadanya. Akhirnya jadi juga, aneh sekali.
(Riezka POV)
Gado gado dg bahan seadanya sudah jadi. Tapi rasanya tidak seperti biasanya. Bahannya saja sudah seadanya termasuk bumbu. Tapi semuanya seperti terasa enak sekali. Karena ada oppa dan tentunya hasil buatan sendiri.
“enak, ya?” kulihat dari matanya sepertinya oppa membohongiku
“hahaha. Kau bohong oppa, kulihat dari matamu”
“ania, aku tak membohongimu. Kalau tak percaya mari sini aku suapin”
“andwe oppa. Kita belum pernah ada ikatan pasti. Kita hanya 2 orang yg baru saja kenal sekitar kurang dari 1 bulan. Aku tak suka kau seperti itu kecuali kau adalah kekasih, lebih lebih suamiku”
Oppa terdiam lalu aku melambaikan tanganku ke oppa. Semoga saja dia tidak kesurupan.
(Leeteuk POV)
Dia bilang apa? Sungguh buatku merinding. Deg-degan, entah apa yg ingin aku lakukan selajutnya. Mengutarakan isi hariku nanti malam, atau aku akan diam saja.
“oppa” sambil berteriak kecil dan melambaikan tangan ke mukaku.
“oppa. Untunglah, aku kira kau kesurupan. Kata eomma tidak boleh berpikiran kosong jika posisi kita di gunung. Takutnya ada sesuatu yg merasuki”
“apa ini termasuk kenyataan. Lalu kau mempercayainya?”
“itu hanya sugesti oppa. Kalau percaya bakal kejadian. Tapi tak percaya, ya pasti tak akan terjadi”
“arraseo”
“kau tau oppa? Negaraku banyak sekali mitos. Jangan negara, desaku saja banyak sekali mitos mitos yg diyakini masyarakat bahkan saat jaman modern saat ini”
“jinja? Di Korea juga demikian. Tapi mereka menjadikan hanya tradisi. Tak akan jadi kepercayaan”
“ne. Aku senang punya chingu dari berbagai negara, atau daerah. Terlebih kau oppa, aku senang sekali bisa berteman denganmu. Jadi bisa menambah wawasan sendiri” apa? Chingu? Aku harap aku akan chaginya nanti. Semoga.
“hahahahaha.... kau seperti sahabatku. Kangin, dia suka sekali berteman, temannya banyak sekali. Mulai dari dunia nyata hingga dunia maya”
Hari semakin sore. Kami menikmati senja bersama. Walapun masih dalam keadaan tersesat. Apapun, masih seperti kemarin. Aku tak tau kenapa, aku bisa menyayangi yoeja itu. aku menginginkan dia senang, sehat, bahagia, aku ingin tawanya, etc.
(kangin POV)
Huh, sudah senja lagi. Berbagai suara hewan dan tumbuhan yg bhsa kami dengar, tidak ada cuap cuap dari aku dan Donghae. Apalagi tanda tanda Teuk hyung dan Riezka nuna.
“sepi sekali”
“...........” aku menoleh. Donghae sudah tertidur rupanya. Masih sore, sudah tidur saja. biarlah, mungkin dia kecapekan. Atau ingin bertemu Teuk hyung walau dalam mimpi. Agar rasa rindunya bisa terobati.
Ah, aku tak akan tidur dulu. Aku ingin makan, masih ada persediaan cemilan dari tas Teuk hyung. Mungkin ini cukup untuk lusa. Semoga. Asal kita berhemat makanan dan makanan itu tak basi.
Hari semakin gelap. Datanglah malam.
Aku melihat ke langit. Malam terlihat sangat indah disini. Aku melihat bintang jatuh. Menurut artikel yg aku baca di internet kalau ada bintang jatuh kita membuat keinginan maka keinginan itu akan terkabul. Dari sini aku berharap agar Teuk hyung da Riezka nuna ditemukan dalam kondisi selamat. Dan satt lagi, aku merasakan ada kecocokan antara Teuk hyung dan Riezka nuna. semoga saja mereka berakhir bahagia nantinya. Hh,, rasanya aku ingin tidur sekarang.
(Leeteuk POV)
Malam semakin indah, terlihat bintang jatuh disana. Aku bersama Riezka duduk berdua walau jarak kami lumayan dekat tapi tak terlalu dekat. Terlihat bintang jatuh, so sweet. Aku langsung membuat keinginan, keinginanku sekarang adalah aku ingin Riezka bahagia bersamaku. Entah apakah dia mencintaiku apa tidak? Aku tak tau? Aku ingin apa yg selama ini aku lakukan atas dasar aku mulai mencintainya, semoga dia tau maksudnya. Aku ingin kami semua pulang dengan selamat. Aku ingin bertemu dongsaengku, eomma, appa, dan Riezka kembali eomma-nya.
Riezka menepuk pundakku (lagi).
“hey, oppa. Apa yg kau lakukan?”
“lihat chagiya. Ups! Aku keceplosan (lagi)”
“oppa” dia memukul pundakku
Lalu aku berdiri dan mengambil tangannya dan kubelai dengan lembut. Riezka berdiri, entah dia mengerti maksudku atau tidak.
“Riezka-ssi”
“waeyo”
“entah aku bicara mulai dari mana. Pokonya aku hanya ingin mengungkapkan sesuatu padamu. Sebenarnya aku mulai mencintaimu, entah mengapa aku mencintaimu. Apa ini terlalu berlebihan tapi aku takkan memintamu untuk menerima cintaku. Aku hanya ingin menyatakna hal itu saja. setelah ini mohon jangan marah padaku. Saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo Riezka. Sekali lagi sangeil chukka hamnida. Jeongmal saranghaeyo” lalu aku duduk bersimpuh dan mencium tangannya.
“oppa? Apakah ini sebagian dari kejutan atau hadiah ultahku yg lain? Atau memang ini yg kau rasakan. Aku tak tau apa ini yg aku inginkan. But, ne naddo. Aku juga mulai menyayangimu, mencintaimu, saranghae oppa, jeongmal sarangheyo. Gumawo atas semua yg kau berikan hari ini. Dan terima kasih juga sudah mau berkenalan denganku”
Ternyata itu hanya khayalanku (author said : yg tulisan berwarna biru adalah khayalan teukkie oppa)
“bintangnya bagus, nah lihat ada yg jatuh. Buatlah permintaan. Anggap saja itu kue ultahmu dan bintang jatuh itu adalah lilinnya. Buatlah permintaan”
“baiklah” entah apa yg dia inginkan. Suatu saat pasti akan tau
“boleh tau apa wish-mu”
“eits, tidak boleh. Hanya aku, bintang, malaikat, dan Tuhan yg tau”
“arraseo. Suatu saat pasti akan tau”
Kami bercanda setelah itu, menutup rangkaian perayaan darurat hari ulang tahun Riezka. Entah apa yg aku pikirkan akan menjadi kenyataan.
********