Jumat, 09 Maret 2012

My last Destination is You (Part 2)

Tes Tes Tes...
ekkhhemm,,,,
Assalamualaikum wrr. wb! Annyeong blogger! ini lanjutan dari fanfiction yg pertama 
sekarang aku publish yg selanjutnya. 
Happy Reading ^^

-other cast milik Allah, kecuali Leeteuk adalah milik mbak Author :P *dilempar bata sama angels-

(Riezka POV)
Akhirnya tinggal sedikit lagi. Tapi sesuatu yg buruk terjadi. Ketika aku dan Teukkie oppa sedang mencari bahan makanan, dan saat kami kembali. Kami kebingungan untuk mencari jalan keluar.
“kita di mana, Riezka-ssi? Dongsaeng-dongsaengku kelaparan, aku tak tega kalau mereka duduk terdiam lalu kelaparan” oppa sangat kebingungan, aku tak tega melihatnya. Lalu keluarlah air matanya. Laki kok cengeng, itu yg ada dipikiranku. Tapi ini yg bikin aku lama kelamaan menaruh hati padanya. Dia sangat perhatian, penyayang. Oppa mencari GPS yg seingatnya di bawa,
“ania, aku tak bawa GPS. Barang barangku semua ditinggal perkemahan bersama kangin dan donghae” aku mendekatinya dan menepuk pundaknya.
“sabar, oppa. Kita pasti selamat. Kita pasti tak akan mati disini. Asalkan kita berusaha untuk mencari jalan keluar”
“Riezka-ssi”
“mwo?”
“aku merasa lebih tenang saat kau menepuk pundakku”
“jinjja?” aku langsung deg-degan ketika Teukkie Oppa mengatakan hal itu. ah, aku semakin yakin untuk sayang sama dia.
********
(donghae POV)
Hyung dimana? Nuna juga dimana? Kami kelaparan. Sudah lama aku dan Kangin menunggu kedatangan mereka. Sudah sampai jam 00.00 malam.
“donghae, aku tidur dulu. Besok kita mulai mencari mereka. Jagan pedulikan perut kita masing-masing. Kalau kau mau tidur, tidurlah. Aku akan tidur dulu” kangin masuk tenda.
Aku masih duduk termangu, hyung dimana, sih? Bukan masalah perutku. Tapi karena, dia membawa yoeja. Riezka nuna.
Aku mematikan api unggun dan memasuki tenda untuk tidur.
********
17 November 2008
(Leeteuk POV)
Menjelang ulang tahun Riezka-ssi. Aku tau kalau ultahnya besok dari akun cyworld-nya. Aku memikirkan surprise untuknya. Disaat seperti ini aku masih harus buatnya senang, aku senang bisa berkenalan dengannya. Tak pernah ku temukan yoeja seperti ini di korea. Dia juga sepertinya menyukai hal yg sama, putih. Untungnya semua baragku tidak tertinggal di tenda.
“oppa, jangan melamun. Kita harus cari jalan keluarnya segera. Kasian saeng-mu. Mereka sangat lapar, kan?”
“ne Riezka-ssi. Kita mulai dari mana? Utara, selatan, barat, atau timur?” aku mengeluarkan kompas yg sudah ada dari celana yg saat ini aku kenakan.
“kita ke arah sini saja” kami meninggalkan bahan makanan. Karena yg kami inginkan adalah segera kembali atau paling tidak bertemu kangin dan donghae.
(Kangin POV)
Teuk hyung dan Riezka Nuna masih belum kami temui. Kami sudah kehilangan jejak. Selama pencarian, donghae. Tak tahan untuk mengeluarkan air matanya.
“GPS ini mungkin membantu” aku mengeluarkan GPS dari tasnya Teuk hyung.
GPS bukannya mengarah ke tempat dimana kira kira Teuk Hyung dan Riezka nuna berada. Justru membawa kami turun ke kaki gunung.
“mungkin mereka sudah sampai puncak lalu kembali lagi. Makanya GPS-nya mengarah ke sini” pikirku.
(Riezka POV)
Hari semakin siang. Aku dan oppa masih bingung untuk mencari jalan keluar. Kompas bukannya membantu justru menyesatkan kami. Atau kami sendiri yg menyesatkan?
Kami lapar? Tapi belum ada yg bisa kami makan. Hingga oppa menemukan daun daun yg seingatku bisa dimakan, ah apalah oppa lupa. Lalu kami makan berdua.
“oppa”
“wae? Kau masih lapar?”
“aku sudah tak kuat lagi untuk cari jalan keluar oppa. Tapi aku khawatir dg eomma-ku”
“aku akan menunggu kamu sampai kamu baikan. Kalau kamu baikan kita lanjutkan”
“bagaimana dg dongsaeng-dongsaengmu? Mereka nunggu oppa sangat lama”
“mereka pasti tau jalan keluar. GPSnya di bawa mereka”
“tapi....”
(Leeteuk POV)
Aku menyentuh keningnya, “kau demam, istirahatlah, kalau sudah merasa baikan kita akan lanjutkan lagi”
Entah apa yg aku rasakan saat ini. Aku menyentuh keningnya untuk melihat kondisinya aku merasa deg-degan. Aku juga tak tega melihatnya tak kuat untuk bertahan. Hingga aku minta Riezka istirahat.
Besok ultahnya, jika dia masih sakit juga, aku merasa kasian. Malamnya, ketika Riezka sudah tidur. Aku duduk di sampingnya ditemani api unggun memikirkan apa yg aku berikan atau apa yg akan aku ucapkan saat ultahnya besok. lalu aku mencari berberapa dedaunan, untuk membuat sebuah tulisan “sangeil chukka hamnida, Riezka. Get well soon ^^”
Setelah daun telah terkumpul dan tersusun dg baik. Aku mengkhawatirkan kondisi Riezka yg menggigil kedinginan. Yg dipanggilnya adalah ibunya, lalu aku.
“ibu, teukkie oppa” sambil melawan dingin yg tidak diinginkannya. Riezka merubah posisi tidur, membenarkan selimut yg ada. Kasian sekali, aku tak tega melihatnya. Aku kembali menghampiri. Menyentuh keningnya. Kok semakin parah, sih? Mana jalan keluar belum ada juga?
“Riezka –ssi”
“oppa, aku kedinginan”
Lalu aku memeluknya dg penuh kehangatan. Yg aku inginkan saat itu adalah dia sembuh. Riezka harus sembuh. Aku tak mau dia sakit parah. Sekarang entah aku akan menemukan jalan keluar apa tidak? Aku tak peduli. Tanpa sadar ada rasa cintaku untuk Riezka. Puncaknya ketika aku memeluknya.
“sudah mendingan, kan?”
“aku merasa baik sekarang, oppa”
Aku menahan rasa untuk mengutarakan apa yg aku rasakan sekarang. Untuk ultahnya.
“mau aku peluk lagi?”
“ani, tidak hari ini oppa. Jika kau mencintaiku aku akan mau dipeluk lagi olehmu” sontak aku merasa ada petir di siang bolong. Dalam hati berkata “sekarang aku ingin memelukmu. Karena aku mulai mencintaimu, Riezka”
(donghae POV)
GPS itu justru membawa aku dan Kangin kembali ke rumahnya Riezka nuna. Omona, apa yg akan kami katakan kalau kami tidak bersama Riezka nuna dan Teuk hyung. Pasti ajhuma itu sangat shock. Dan akan stres nantinya.
“hyung, bagaimana? Aku tak mau dia sedih sekali kalau hyung dan nuna tidak bersama kami” aku kebingungan. Aku tak tau apa yg harus dilakukan. Strategi apa yg ingin disiapkan.
“aku tak tau. Kalau kita naik lagi. Pasti kita akan lupa lagi”
“halah, kita punya GPSnya Teuk hyung. Pasti apapun kita akan kembali ke sini lagi”
“tapi batreinya habis” sambil menunjukkan kondisi batrei di layar GPS itu.
Lalu hanya keheningan kampung yg kami dengar. Kami berpikir bagaimana cara untuk mendapatkan taktik. Kangin berputus asa.
“kita langsung pulang ke Korea saja” kata Kangin
“kau gila, hyung? Kasian nuna. lalu Teuk hyung? Tapi apapun memang itu jalan satu satunya. Dan kau pernah bilang saat di dorm. Kalaupun mereka tersesat pasti akan kembali lagi”
“ne hyung. Aku tega sekali bilang seperti itu. kita menunggu? Ania, aku tidak suka menunggu”
Kami sedang dirundung dilema, selain kami harus menunggu Teuk hyung dan Riezka nuna. kami ingin cepat pulang. Karena kami percaya Teuk hyung akan kembali lagi
“baiklah, kita tunggu sampai 3 hari. Kalau mereka tak balik juga, kita pulang. Bagaimana?” kangin mengambil keputusan
“ne, aku setuju” kami bersalaman tanda kesepakatan.
Kami kembali naik, kami takut untuk kembali ke rumah Riezka nuna, sekitar 10 km kami naik lagi. Memasang tenda untuk istirahat dan menunggu. Hingga senja tiba.
(Riezka POV)
Hari semakin malam, aku merasakan kondisi badanku yg masih saja tidak baik. Masih dilindungi selimut. Aku terbangun dari istirahat lamaku. Dan menoleh, Teuk Oppa mana? Apa dia menemukan jalan atau dia mencari jalan sendirian. Ah, tidak mungkin. Dia takkan tega meninggalkanku sendirian. Lalu seorang datang membawa makanan gunung dan dedaunan. Aku tau daun itu, untuk menurunkan demam. Teukkie oppa, aku kira dia hilang
“oppa, kemana saja? aku kira kau menghilang”
“ah, gwencana. Aku takkan hilang darimu. Nah, minum ini” oppa menyodorkan segelas air yg juga termasuk obat. Lalu dia menaruh daun itu ke dahiku. Lalu jantungku mulai deg-degan, perasaan apa ini? Apa ini cinta? Aku terdiam.
“Riezka-ssi. Kyeopta?”
“ne, oppa. Gwencanayo”
“kamu mau aku carikan apa lagi?” lalu dia menyentuh keningku lagi “badamu masih hangat. Besok jangan kita lanjutkan. Aku nunggu kamu sampai benar benar sembuh”
Oppa perhatian sekali, banyak orang namja di kampus yg sangat perhatian padaku. Tapi entah kenapa, aku merasakan lebih banyak berterima kasih padanya. Aku mulai mencintainya.
“kau istirahat lagi. Aku akan jaga kamu”
“ania, oppa. Aku takkan dimakan macan, oppa istirahat saja”
“ah, jinja? Tapi aku akan jaga kamu. Takutnya ada namja yg mau mainin kamu
“terserah dah” akupun tidur
(Leeteuk POV)
Sengaja aku tak langsung tidur. Menunggu Riezka tertidur pulas. Aku akan merencanakan kejutan darurat untuk ultah Riezka. Aku menata serangkaian daun untuk dibuat tulisan (author said : udah tau tulisannya kan? Gak tau? Liat diatas deh ^^). Aku buat setulus hati, aku juga menyiapkan hadiah yg sudah aku pikirkan tadi pagi langsung aku buat.
“semoga dia suka dg apa yg aku beri. dan semoga tau apa yg aku rasakan sekarang” kataku dalam hati. Sambil berdoa. Lalu ketika semuanya sudah siap aku membenarkan selimut Riezka yg kembali berantakan. Aku kembali menyentuh keningnya, sudah agak baikan. Tapi sebelumnya belum sembuh benar. Aku tak peduli apakah aku bisa pulang atau tidak, aku ingin dia sembuh segera kembali ke eomma-nya. Aku ingin buatnya senang, apapun itu. karena, AKU MULAI MENCINTAINYA!
********
18 November 2008
(Leeteuk POV)
Inilah saatnya, inilah ulangtahunnya Riezka. Usianya sekarang 19 tahun. Aku membangunkan Riezka
“Riezka-ssi. Bangun” aku membangunkannya dengan lembut, mengelus pipinya agar segera bangun. Untuk segera melihat surprise yg aku buat. Lalu riezka bangun
(Riezka POV)
Aku bangun dari tidurku. Aku merasa lebih baik hari ini, tapi apa yg menyambut pagiku? Sebuah papan yg terdapat tulisan “sangeil chukka hamnida, Riezka. Get well soon ^^” dibuat dari dedaunan yg ditempel, dan apalagi ya yg dia berikan untuk ultahku? Jujur, aku lupa kalau hari ini ultahku. Tak terasa airmataku jatuh. Oppa mendatangiku.
“Riezka-ssi, mengapa? Surprisenya jelek? Sudah, hapus yah airmatamu. Aku memberikanmu untuk senang dan bahagia. Bukan nangis” lalu oppa mengahpus airmata di pipiku. Kembali deg-degan.
“oh iya, ini untukmu” oppa menyodorkan kotak, berhiasan shape love.
Sebuah kotak dari dedaunan (lagi) dan dibuka ternyata mahkota mahkota-an terbuat dari berbagai akar, daun dan bunga bunga cantik yg menghiasi mahkota itu.
“ijinkan aku mengenakannya kepadamu” oppa mengenakan mahkorta itu kepadaku. Semakin deg-degan. Sejenak aku tak bisa berkata apapun.
“gamsahamnida oppa. Jujur aku lupa kalau ultahku hari ini. Kau tau dari cyworldku, kan? Oh iya by the way. Aku merasa baikan. Kita lanjutkan mencari jalan keluar, yok!”
“sepertinya tidak dulu, memang lebih baik. Bukan berarti sembuh”
“ania, oppa. Kasian eomma, nanti dia kebingungan, kalau kita tak cepat cepat pulang” aku mulai ingat eomma-ku. Eonnie sepertinya sudah kembali ke rumahnya. Jelas eomma sendirian. Selama aku beasiswa, eomma sudah terbiasa sendirian. Tapi aku tak mau dia sendirian dalam keadaan khawatir seperti itu.
(Kangin POV)
“donghae”
“mwo”
“aku teringat sesuatu, soal ultah seseorang”
“oh~ Riezka nuna ultah hari ini” donghae melompat kecil.
Aku baru ingat, Riezka ultah hari ini. Kami belum menyiapkan hadiah. Yg benar saja, disaat seperti ini masih saja memikirkan ulang tahun. Suasana tenda kembali sunyi
“..........”
“..........”
Suara khas pegunungan yg jelas kami dengar, tiada suara ocehan. Sunyi.
“terasa sekali tanpa hyung hari ini. Biasanya kita bermain pantun, pasang wajah lucu, tatap menatap. Ah, hyung. Kau kemana?” aku mulai merindukan anak itu.
“kita banyak berdoa saja semoga hyung dan juga nuna cepat ketemu dengan selamat”
“amien”
Kami masih berharap mereka akan datang hari ini. Tapi, ku toleh kanan dan ke kiri. Tapi tak ada orangpun. Omona. Huft....
Aku menemukan banyak jenis bahan makanan disini. Lalu kami menyiapkan api untuk makan siang. Setelah selesai kamipun makan.
(Leeteuk POV)
“kau mau makan apa hari ini?”
“aku tak tau oppa. Yg aku inginkan saat ini adalah aku bisa pulang”
“hhmm... ne araseo, tapi untuk makan siang hari ini apa? Sebagai hadiah lanjutan untuk ulang tahunmu”
“hhmmm,,, sebenarnya makanan yg aku inginkan tidak akan kita temukan disini. Karena kau tau, kan? Posisi kita dimana?”
“memangnya apa yg kau inginkan”
“aku ingin........ aku ingin......... emm...... aduh,  apa ya?”
Hening sekali, dia lupa apa yg diinginkan hingga menunggu waktu cukup lama untuk mendapatkan apa yg dia inginkan. Lama sekali anak ini, apa perlu aku cium untuk dapat yg dia inginkan?
“ah, aku ingin gado-gado” aku bingung makanan apa lagi itu?
“hah, ini resep yg sempet aku bawa” lalu dia menunjukkan resep yg diketik lalu dicetak.
“biar aku yg membacanya” aku menyahut lembaran itu
“hey, oppa! Tak sopan, ah”
“aish” lalu aku membacanya. Aduh ini bahasa apa sih? Tulisan ini bilang apa?
“kau bingung oppa? Makanya jangan menyahut sembarangan!!”
“hahaha, mianne Riezka-ssi” lalu aku mengelus-elus kepala Riezka. Aku sangat gemas terhadapnya.
“ne gwencana-yo, oppa”  
“lalu, bagaimana biar kita bisa menyiapkannya?”
“hah? Bahannya banyak yg susah ditemui kalau saat-saat seperti ini”
“tapi kita bisa memodifikasinya, kan?”
“oh iya!”
Kami membuat makanan dg bahan seadanya. Akhirnya jadi juga, aneh sekali.
(Riezka POV)
Gado gado dg bahan seadanya sudah jadi. Tapi rasanya tidak seperti biasanya. Bahannya saja sudah seadanya termasuk bumbu. Tapi semuanya seperti terasa enak sekali. Karena ada oppa dan tentunya hasil buatan sendiri.
“enak, ya?” kulihat dari matanya sepertinya oppa membohongiku
“hahaha. Kau bohong oppa, kulihat dari matamu”
“ania, aku tak membohongimu. Kalau tak percaya mari sini aku suapin”
“andwe oppa. Kita belum pernah ada ikatan pasti. Kita hanya 2 orang yg baru saja kenal sekitar kurang dari 1 bulan. Aku tak suka kau seperti itu kecuali kau adalah kekasih, lebih lebih suamiku”
Oppa terdiam lalu aku melambaikan tanganku ke oppa. Semoga saja dia tidak kesurupan.
(Leeteuk POV)
Dia bilang apa? Sungguh buatku merinding. Deg-degan, entah apa yg ingin aku lakukan selajutnya. Mengutarakan isi hariku nanti malam, atau aku akan diam saja.
“oppa” sambil berteriak kecil dan melambaikan tangan ke mukaku.
“oppa. Untunglah, aku kira kau kesurupan. Kata eomma tidak boleh berpikiran kosong jika posisi kita di gunung. Takutnya ada sesuatu yg merasuki”
“apa ini termasuk kenyataan. Lalu kau mempercayainya?”
“itu hanya sugesti oppa. Kalau percaya bakal kejadian. Tapi tak percaya, ya pasti tak akan terjadi”
“arraseo”
“kau tau oppa? Negaraku banyak sekali mitos. Jangan negara, desaku saja banyak sekali mitos mitos yg diyakini masyarakat bahkan saat jaman modern saat ini”
“jinja? Di Korea juga demikian. Tapi mereka menjadikan hanya tradisi. Tak akan jadi kepercayaan”
“ne. Aku senang punya chingu dari berbagai negara, atau daerah. Terlebih kau oppa, aku senang sekali bisa berteman denganmu. Jadi bisa menambah wawasan sendiri” apa? Chingu? Aku harap aku akan chaginya nanti. Semoga.
“hahahahaha.... kau seperti sahabatku. Kangin, dia suka sekali berteman, temannya banyak sekali. Mulai dari dunia nyata hingga dunia maya”
Hari semakin sore. Kami menikmati senja bersama. Walapun masih dalam keadaan tersesat. Apapun, masih seperti kemarin. Aku tak tau kenapa, aku bisa menyayangi yoeja itu. aku menginginkan dia senang, sehat, bahagia, aku ingin tawanya, etc.
(kangin POV)
Huh, sudah senja lagi. Berbagai suara hewan dan tumbuhan yg bhsa kami dengar, tidak ada cuap cuap dari aku dan Donghae. Apalagi tanda tanda Teuk hyung dan Riezka nuna.
“sepi sekali”
“...........” aku menoleh. Donghae sudah tertidur rupanya. Masih sore, sudah tidur saja. biarlah, mungkin dia kecapekan. Atau ingin bertemu Teuk hyung walau dalam mimpi. Agar rasa rindunya bisa terobati.
Ah, aku tak akan tidur dulu. Aku ingin makan, masih ada persediaan cemilan dari tas Teuk hyung. Mungkin ini cukup untuk lusa. Semoga. Asal kita berhemat makanan dan makanan itu tak basi.
Hari semakin gelap. Datanglah malam.
Aku melihat ke langit. Malam terlihat sangat indah disini. Aku melihat bintang jatuh. Menurut artikel yg aku baca di internet kalau ada bintang jatuh kita membuat keinginan maka keinginan itu akan terkabul. Dari sini aku berharap agar Teuk hyung da Riezka nuna ditemukan dalam kondisi selamat. Dan satt lagi, aku merasakan ada kecocokan antara Teuk hyung dan Riezka nuna. semoga saja mereka berakhir bahagia nantinya. Hh,, rasanya aku ingin tidur sekarang.
(Leeteuk POV)
Malam semakin indah, terlihat bintang jatuh disana. Aku bersama Riezka duduk berdua walau jarak kami lumayan dekat tapi tak terlalu dekat. Terlihat bintang jatuh, so sweet. Aku langsung membuat keinginan, keinginanku sekarang adalah aku ingin Riezka bahagia bersamaku. Entah apakah dia mencintaiku apa tidak? Aku tak tau? Aku ingin apa yg selama ini aku lakukan atas dasar aku mulai mencintainya, semoga dia tau maksudnya. Aku ingin kami semua pulang dengan selamat. Aku ingin bertemu dongsaengku, eomma, appa, dan Riezka kembali eomma-nya.
Riezka menepuk pundakku (lagi).
“hey, oppa. Apa yg kau lakukan?”
“lihat chagiya. Ups! Aku keceplosan (lagi)”
“oppa” dia memukul pundakku
Lalu aku berdiri dan mengambil tangannya dan kubelai dengan lembut. Riezka berdiri, entah dia mengerti maksudku atau tidak.
“Riezka-ssi”
“waeyo”
“entah aku bicara mulai dari mana. Pokonya aku hanya ingin mengungkapkan sesuatu padamu. Sebenarnya aku mulai mencintaimu, entah mengapa aku mencintaimu. Apa ini terlalu berlebihan tapi aku takkan memintamu untuk menerima cintaku. Aku hanya ingin menyatakna hal itu saja. setelah ini mohon jangan marah padaku. Saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo Riezka. Sekali lagi sangeil chukka hamnida. Jeongmal saranghaeyo” lalu aku duduk bersimpuh dan mencium tangannya.
“oppa? Apakah ini sebagian dari kejutan atau hadiah ultahku yg lain? Atau memang ini yg kau rasakan. Aku tak tau apa ini yg aku inginkan. But, ne naddo. Aku juga mulai menyayangimu, mencintaimu, saranghae oppa, jeongmal sarangheyo. Gumawo atas semua yg kau berikan hari ini. Dan terima kasih juga sudah mau berkenalan denganku”
Ternyata itu hanya khayalanku  (author said : yg tulisan berwarna biru adalah khayalan teukkie oppa)
“bintangnya bagus, nah lihat ada yg jatuh. Buatlah permintaan. Anggap saja itu kue ultahmu dan bintang jatuh itu adalah lilinnya. Buatlah permintaan”
“baiklah” entah apa yg dia inginkan. Suatu saat pasti akan tau
“boleh tau apa wish-mu”
“eits, tidak boleh. Hanya aku, bintang, malaikat, dan Tuhan yg tau”
“arraseo. Suatu saat pasti akan tau”
Kami bercanda setelah itu, menutup rangkaian perayaan darurat hari ulang tahun Riezka. Entah apa yg aku pikirkan akan menjadi kenyataan.
********

Jumat, 02 Maret 2012

My last Destination is You (Part 1)

Disclaimer :
Annyeong, ini FanFict Pertamaku. Aku newbie di KPOP fans. Mian kalo ada <banyak> salah. Apapun itu aku udah berusaha dg keras sekeras batu*hah? Batu #ngomongalaafika untuk bisa selesain ini ^^ Hopely kalian suka dg FanFictionku :)
You know? Ceritanya Lee Teukkie Oppa terdampar di Indonesia gitu lalu ketemu seseorang deh. Mau tau? Happy Reading ^^
Author                  : _RiezTeuk_ (@riezchaariezkaa)
Cast :
Leeteuk               a.k.a      Leeteuk atau Kadir [panggilan selama di Indonesia]
DongHae             a.k.a      DongHae (adeknya Lee Teuk)
Kangin                  a.k.a      Kangin (sahabatnya Lee Teuk)
Riezka                   a.k.a      Riezka (cewek yg ditemui Lee Teuk di Indonesia)
Bu Yati                  a.k.a      Ibu yg merawat Lee Teuk selama di Indonesia
Genre                   : Aduh apa ya?
Alur Cerita           : tak beraturan

[One Shoot]
(Lee teuk POV)
=========================================================================
12 Oktober 2008
Aku berkuliah di sebuah perguruan tinggi di Korea. Aku dan teman-teman ingin berlibur jauh dari rutinitas kampus. Oleh karena itu, aku mencari informasi. Dibukalah google dg kata kunci “the greatest mountain di Asia” lalu aku tertarik untuk ke Semeru. Menurut informasi di google, disana adalah gunung terbesar di pulau Jawa, Indonesia.
“bagaimana kita berlibur di gunung Semeru?” aku mulai mengusulkan
“di mana itu, Hyung?” kata DongHae
“di Indonesia. Lalu di sana bagaimana, Hyung” kata Kangin. Dia cukup pintar. Lebih pintar dariku. Wawasannya cukup luas. Yg benar saja, dia suka sekali berselancar di internet. Cuma, dia tidak memperlihatkan kepintarannya ke yg lain.
“disana bagus banget kalau untuk penjelajahan”
“apa Hyung? Indonesia. Jauh sekali? Kenapa tidak ke Everest saja? Lagian apa? Jelajah? Alam liar. Hyung, aku takut kau tersesat nantinya” DongHae sepertinya tidak setuju. Tapi akan ku coba untuk dia bisa setuju dengan usulanku. Tapi kalau tak suka, gpp lah.
“halah, Hyungmu ini tak akan tersesat. Dia kan sudah besar. Lagian kalaupun tersesat cepat atau lambat nanti akan kembali lagi, kan” kata Kangin yg sepertinya setuju dg usulanku
“baiklah, aku ikut kau Hyung. Siapa tau Hyung dapat pujaan hati disana” kata DongHae.
“apa? Pujaan hati. Sudahlah, tesisku belum selesai malah memikirkan hal seperti itu” Ah, apa apaan adikku satu ini. Pakai pujaan hati segala.
“hahahahaha. Adik kau ini makin lucu saja” Kangin sambil tertawa kecil dan menjiwit pipi DongHae.
“jadi, kapan kita bisa berangkat, Hyung. Lagian aku sudah penasaran dg suasana di sana” kata Kangin.
“halah, kau sangat bersemangat sekali untuk ke sana!” kataku lalu tertawa kecil.
“ara, hyung. Banyak teman-temanku yg di internet menceritakan hal-hal yg unik di Semeru. Tradisi, orangnya ramah ramah, apalagi menurut aku, ceweknya juga sepertinya cantik cantik daripada di Korea, kau tau hyung? Mengapa gadis di Indonesia begitu cantik alami? Dia tidak pakai operasi plastik”
“jinja? Wah, kau tau sekali, Hyung! Jadi, kalau bisa secepatnya” kata DongHae
“hahaha... akhirnya kau setuju? Aku kira kau tak akan setuju. Malah kau ingin mempercepat untuk memulai petualangan kita mendaki gunung. Baiklah, mulai hari ini kita harus menabung untuk bisa jelajah di sana. Karena kita akan berangkat 2 minggu lagi” kataku
“Hyung, terlalu cepat. Bagaimana kalau 3 minggu ke depan saja?” kata Kangin kaget.
“aku sudah menyesuaikan dg jadwal kita. Nanti kita akan berlibur selama 3 bulan. Kita minta cuti saja, kabarnya kampus akan meliburkan semua teman-teman selama 1 bulan! Kan kita sudah ikut tes semester” aku menjadwalkan selama itu, karena ingin liburan yg benar benar liburan yg lama, sangat lama. Kalau bisa sampai aku amnesia dg materi di kampus.
*******
26 Oktober 2008
Tepat sesuai jadwal, aku sudah menabung banyak sekali. Persiapan tak hanya untuk perjalanan pulang pergi, juga untuk kepengurusan. Dan untuk berwisata kuliner disana, siapa tau disana banyak makanan yg wajib di coba.
“kajja semuanya, jangan lambat lambat, dong” aku sudah siapkan barang-barangku, dan juga barang dongsae-dongsaeku. Terlalu baiknya aku hingga aku juga yg  menyiapkan barang-barang mereka. Sedangkan mereka masih mandi dan memilah milah pakaian yg akan dipakai untuk berangkat.
“kangin-ah, kajja kalau kau mandi, belum lagi kau masih juga memilih-milih untuk pakaianmu yg kau gunakan untuk berangkat!” kataku.
“ini juga sudah, Hyung. Hanya saja banyak sekali peralatan mandi yg harus kita bawa” Kangin membuka pintu kamar mandi dengan kakinya karena tangannya penuh dg peralatan mandi terdiri dari sabun, sikat gigi, odol, facial foam, shampoo, hingga bebek karet (*author said : hah? Bebek karet? --“)
“Hyung, mengapa kau membawa bebek karet segala, kau mau ditertawakan sama ayam ayam disana gara gara kau mandi pakai bebek karet?” kata DongHae, sambil tangan ala cape deh.
Aku melihat tangannya penuh dg peralatan mandi. Sungguh, andaikan dia tidak membawa bebek karet itu, mungkin tangannya tidak akan penuh. “ kau taruh di sini sajalah bebek karet itu. pernahkah kau bilang padaku kalau kau itu seorang yg sangat laki, kau juga pernah bilang kau paling tampan di Korea, masa orang seperti itu masih saja bawa bebek karet saat mandi?” aku menyuruhnya untuk tidak membawa bebek karet itu. sangat memalukan kami.
“halah, hyung. Baiklah kalau agar Hyung  dan DongHae-ah suka” dia menaruh lagi bebek karet itu di dalam kamar mandi.
Semuanya sudah siap. Sudah saatnya kita ke bandara. Pemberangkatan pesawat jam 09.00 waktu Korea, entah jam berapa kami tiba di bandara di Indonesia. Tak lupa kami berpamitan ke dongsae-donsaeku yg lain, Heechul, Hankyung, Kyuhun, Siwon, Kibum, Shindong, Eunhyuk, Sungmin, Yesung, dan Ryewook.
“cepatlah kembali kalian semuanya. Aku pasti akan merindukan kalian” kami berpelukan satu sama lain, dan aku menggosok-gosokkan rambut Dongsae-dongsaeku masing-masing.
“ah, Hyung. Kau buat rambutku berantakan” kata Eunhyuk.
“semuanya, kami berangkat. Annyeong!!” aku, kangin, dan donghae melambaikan tangan. Semakin jauh, mereka yg tidak ikut perlahan menghilang dari pandanganku. Kita naik subway yg menuju bandara.
Kami sampai di bandara. Kepengurusan imigrasi sudah siap. Tinggal kami menunggu pesawat. Sampai seseorang yg bebicara di speaker ruang tunggu berkata
“penerbangan tujuan Indonesia sudah tiba di bandara. Bagi penumpang diharapkan bersiap. Terima kasih”
“hyung, kajja berangkat. Pesawat sudah sampai” kata DongHae
Kami berangkat, meninggalkan Korea, dan melepasjan penat kampus di Indonesia. Melampiaskannya di Indonesia.
********
Kami sudah sampai di bandara di indonesia
“Hyung, apakah sudah sampai?” kata DongHae
“ne, di Indonesia-nya belum di Semerunya” kata Kangin.
“hah? Jadi belum sampai? Lalu kira kira sampai disana kapan? Besok?”
“bisa jadi 2 minggu untuk bisa mencapai puncak Semeru?” kata Kangin lagi.
“jinja? Selama itukah?” kataku terkejut.
Sambil berjalan melangkah menuju bandara. Lalu kami bertanya ke orang-orang sekitar. Lalu kami bertemu dg yoeja yg berdiri di antara sekelompok taksi yg diparkir. Tanpa dosanya kami bertanya dg bahasa korea.  Lalu mereka bingung apa yg kami katakan
“bisakah kau mengucapkannya dg bahasa inggris? Aku tak tau yg kalian ucapkan”
“omona. Kangin-ah, apakah kau membawa buku belajar cepat bahasa Inggris atau kamus Korea-Indonesia yg baru aku beli kemarin lusa?”
“coba aku cek, Hyung” dia mengobrak obrik isi tasku, tasnya kangin, dan tasnya donghae. Yg ketemu pertama kali adalah kamus Korea-Indonesia
Aku membuka lembar perlembar untuk menemukan apa yg harus aku katakan untuk bertanya masalah ini. Dengan berat aku berbahasa Indonesia. Karena aku pertama kali mengucapkan bahasa Indonesia.
“apakah Anda tau cara menuju ke Gunung Semeru?” logat bicaraku sangat aneh saat berkata itu. sampai-sampai orang-orang di bandara yg kebetulan mendengar tertawa kecil. Mungkin mereka berkata dalam hati “sangat lucu sekali” pasti dia akan menceritakan hal ini ke orang-orang yg dia kenal sesampainya di tempat yg dituju.
“oh, baru belajar bahasa Indonesia kalian rupanya. Baiklah, kebetulan aku juga mau ke semeru. Rumahku disana” kata orang itu. Gadis berkerudung biru, dia sepertinya baru saja berpergian. Sementara Kangin mencari arti dari apa yg dia ucapkan, aku melihat gadis itu. dia manis sekali. Tatapannya innocent, pergelangan tangan yg kecil. Lalu dia berbalik melihatku dg penuh kebingungan.
“apa kau baik baik saja?” sambai melambaikan tangannya ke depanku.
“Hyung-ah. Kebetulan juga dia mau ke Semeru karena mau pulang juga” kata Kangin menjelaskan apa yg gadis itu maksud.
“syukurlah, kita sepertinya ada tour guide dadakan, Hyung” kata DongHae. Traveling kita harusnya sih backpacking tanpa guide tour sendiri. Tapi tour guide itu datang sendiri pada kami.
“mwo? Apa yg kau ucapkan tadi?” biasa, setelah
“hhh.... belum belum udah liat nuna cantik menurut Hyung” kata donghae memainkan matanya.
“begini Hyung. Kebetulan kita bisa berangkat bareng sama gadis ini, karena dia juga mau ke Semeru” kata Kangin.
“wah, syukurlah” sambil mengelus dada dan menghela nafas.
“oppa” kata gadis itu lagi.
“huh? Dia tau bahasa korea?” kata Kangin
“saya bisa sedikit-sedikit. Karena saya ingin belajar banyak bahasa. Termasuk Korea. Jadi, boleh tau nama kalian semua?” (kami berbicara dg bahasa Inggris)
“Lee Teuk imnida”kataku sambil mencoba meraih tangannya untuk berjabat tangan dgku. Tapi ternyata tidak bisa.
“mian oppa. Aku tak bisa berjabat tangan dgmu karena aku dalam keadaan wudhu”
“Kangin-ah. Kata kedua apa yg dia katakan?” Jahat sekali. Memperlakukan sahabatku seperti kamus berjalan. Lalu Kangin membuka lembar perlembar. Untuk mendapatkan arti dari apa yg gadis itu katakan.
“dia bilang, dia tidak bisa berjabat denganmu Hyung. Karena dia dalam keadaan wudhu”
“apa yg harus aku katakan jika aku ingin bertanya ‘apa itu wudhu’? satu lagi. Aku belum tau namanya apa bahasa Indonesianya siapa namamu” kataku sambil mebisikkan ke Kangin-ah
“katakan saja Wudhu itu apa? Lalu namamu siapa?” kata kangin karena dia tau bahasa Indonesianya kata itu.
“Wudhu itu apa? Lalu namamu siapa?” aku bertanya ke gadis itu.
Kata donghae dalam hati “hyung-ah, cepatlah. Aku ingin cepat beristirahat. Pakai tanya tanya itu lagi”
“wudhu itu istilah dalam Islam. Kalau kita sudah wudhu berarti kita dalam suci. Oh iya, Riezka Imnida. Banghapsumnida (*author said : maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan [emangnya undangan buk?--a])
“sini ku bawa buku itu. biar aku yg mengartikan kalau seperti ini kita tak cepat cepat sampai. Aku sudah tidak sabar untuk sampai ke Semeru” Donghae mengambil buku cepat belajar bahasa Indonesia dari Kangin.
“Donghae-ah. Kau ini, ya sudah. Artikan sajalah sendiri” kata Kangin pasrah bukunya diambil dari Donghae.
“hyung-ah. Dia bilang wudhu itu istilah dalam Islam. Hyung tau Islam kan itu apa? Katanya kalau orang islam sudah wudhu berarti dalam keadaan suci. Hyung-ah tunggu apa lagi. Ayo ke Semeru. Janganlah basa basi lagi. Riezka Nuna sepertinya sudah kelelahan. Apalagi kalau Hyung ajak bicara, kasian, Hyung” Kata Donghae alasan dia cukup beralasan juga. Karena dia terlihat kelelahan.
“Nuna, ini Donghae, adikku. Dan ini Kangin Sahabatku” kataku mengenalkan Donghae dan Kangin ke Riezka. Aku tidak tau apakah dia lebih tua atau lebih muda dariku? Makanya aku memanggilnya nuna.
“annyeong, kangin imnida” kata kangin ke Riezka
“annyeong, donghae imnida” kata Donghae.
“jadi, kita harus ke mana?” kataku. Untuk mempercepat kita sampai. Aku juga capek sekali. Ingin sekali tidur. Tapi aku menahan untuk ippun yoeja yg ada bersama rombonganku (*author said : emangnya rekreasi antar RT rombongan).
“kita ke cari angkutan untuk bisa untuk mengantarkan kita ke Semeru” kata Riezka. Dia cukup lancar berbahasa Korea. Lumayanlah, ternyata dia juga membawa buku belajar bahasa Korea. Hhhhh.....Yg benar saja.
“kita naik angkutan ini. Nanti kita turun di pemberhentian bis” kata Riezka.
“sepertinya cukup merepotkan. Nanti pasti tidak langsung ke Semeru. Masih naik angkutan lagi, jalan kaki. Iya, kan Nuna?” kata Kangin
“kau benar. Tidaklah mudah untuk menuju puncak Semeru. Apalagi dg kondisi cuaca seperti ini”
Sepanjang perjalanan aku tertidur pulas, tak peduli orang disekitarku sedang apa. 3 jam berlalu, aku terbangun. Sudah sampai manakah ini? Sepertinya masih jauh. Aku melihat kanan kiri melihat pemandangan indah disana. Ommo.... sangat cantik. Jalan yg mulus, banyak kendaraan berlalu lalang disini.
“kita sampai mana?” kata donghae
“kita masih di Pasuruan, untuk samapi ke Semeru masih kira kira 2 jam perjalanan lagi. Nanti kalau kita sudah sampai kalian istirahat saja di rumahku. Tenang saja, aku tak akan memungut biaya darimu” kata Riezka.
“lama sekali. Aku sudah tak sabar. Kapan sampainya” sambil mengambil cemilan yg aku beli di supermarket bandara sebelum berangkat.
“Hyung, pelit sekali. Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau  beli camilan di supermarket? Aku mau, Hyung!” kata Donghae merengek. Aku akan memberikanya, atau tidak? Karena Donghae terlihat sangat lapar, aku akan memberikannya. Yah, walaupun Cuma ¾ dari milikku.
“hyung, akupun mau. Bagikan padaku, aku lapar hyung-ah” kata Kangin.
“nah, aku kasih kau” aku memberikannya lagi.
“Riezka, aku makan cemilan, kau mau?” aku menawarkan ke Riezka. Dia terlihat lapar.
“ah, Oppa. Aku tidak lapar. Kau habiskan saja. mubadzir” (aku dan Riezka berbicara dlm English)
“humm.. oppa, kita sudah hampir sampai” lalu kami ber 4 turun dari bis untuk berjalan sedikit untuk bisa sampai rumahnya Riezka.
“nuna, kita ke rumahmu dulu?” kata Kangin.
“iya. Nanti kalian harus istirahat dulu. Singgahlah berberapa hari. Ibuku akan senang ada kalian natinya”
“kau tinggal bersama eomma-mu?” kataku.
“kita sudah sampai” Riezka mengetukkan pintu. Dan mengucapkan salam. Ah, dia bilang apa? “assalamualaikum”  apa itu? oh aku tau. Aku pernah mendengar kata itu, di internet.
“waalaikum salam” terdengar suara mendesah dari seorang ajhuma. Dia tinggi mengenakan jaket dan sarung, wanita paruh baya itu lalu menghampiri kami.
“aduh, kamu sudah pulang, nduk?” sosok ajhuma namun masih terlihat cantik itu menggosok gosokkan kepalany Riezka. Ah, mungkin karena tidak bertemu terlalu lama.
“nduk, anaknya siapa yg kau bawa, nduk? Cakep juga, nduk?” kata ibu itu sambil menunjukkan jarinya ke aku, kangin-ah, dan donghae-ah.
“oh, ibu. Kenalin ini teman baru Riezka. Mereka dari Korea bu” katanya ke Ibu ibu itu.
“Hyung, mereka bilang apa? Semakin dia bercakap cakap semakin pusing aku mendengarnya” kata donghae ke Kangin namun dengan suara yg lirih. Lalu Kembali membuka buku belajar bahasa indonesia itu.
“aku tak tau, coba aku buka. Jujur, aku juga pusing mendegarnya” kata kangin juga kebingungan, lalu menguap. Oh, mereka tampak lelah. Aku juga ingin sekali beristirahat.
“oppa, mari kenalan sama ibuku”
“annyeonghaseyo” kata kami bertiga.
“apa? Monyong monyong? Kalian itu bilang apa to Le?” kata ibu itu. maklum dia hanya bisa menguasai bahasa Indonesia dan Jawa saja.
“Oppa, katakan selamat malam. Bukan annyeong, ibuku tak tau sama sekali bahasa kalian?”
“Mian nuna. Baik kami ulangi lagi” kata Kangin sambil menundukkan kepala.
“Selamat Malam” sambil menundukkan kepala.
“Malam, nak. Dari korea toh? Ah, mari mari silakan masuk” kata ibu itu, selain lucu ternyata ibu itu baik dan [sangat] pengertian.
“nun, apa yg dia bicarakan” kataku ke Riezka
“dia menjawab salam kalian dan mempersilakan duduk” kata Riezka.
“nah, ini yg aku tunggu tunggu, aku sudah lelah. Sangat sangat lelah” kataku dengan lirih ke  Kangin
“uhm, hyung. Apa tadi kau sudah tidur? Kau masih ingin istirahat lagi?” kata Kangin dan memainkan matanya.
“halah, tenang saja, liburan kita masih lama, kan? Nikmati saja, ya?” lalu tanpa malu aku masuk dan duduk di sebuah sofa. Kulihat sekeliling kiri kanan atas bawah. Sungguh lain dari dormku. Terlihat sederahana, rapi dan hhhmmmm... bau gunung yg menenangkan hati.
“hyung, tak sopan kau lihat sekeliling rumah. Kau harus bawa diri” Kangin mencolekku untuk mengingatkan untuk bersikap baik di rumah orang.
“Kalian mau minum apa?” kata Riezka.
“ah, annia. Aku sudah membawa minuman sendiri”
“mari aku tunjukkan tempat istirahat kalian dimana” Riezka mengajak kami berkeliling untuk menjelajah isi rumah. Kami akan beristirahat lalu esoknya kita harus berjelajah. Huaa... jadi tak sabar pasti seru ketika berjelajah.
Kami berdiri untuk untuk pergi menjelajah isi rumah, sementara ibu itu (aduh, aku lupa tanya namanya, masa dia di panggilm ibu itu atau ibunya Riezka, bukankah tidak sopan?) menyiapkan makan malam untuk kami.
“kalian bertiga istirahat disini. Taruh barang barang kalian, dan kalian jangan tidur dulu. Terutama kau Teukkie Oppa, ibuku sedang menyiapkan makan malam untuk kita. Kalian taruh saja dulu barang barangnya disini” Riezka menekankanaku untuk tidak tidur dulu. Tapi, ooaahmmm.... aku sudah mengantuk tingkat dewa, sangat sangat mengantuk. Tapi untuk gadis cantik itu, apa saja kulakukan untuk dia.
“makanan sudah siap” seseorang berteriak dari dapur, rupanya itu ibu ibu baik tadi. Dia sudah menyelesaikan masak untuk kami berempat.
Tak lama kami menuju meja makan dan makan bersama. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan. Dimana sumpit? Sumpitnya mana? Ini makanan apa? Banyak pertanyaan dibenakku melihat makanan yg ada di meja.
$0A“ini apa Riezka-ssi?” sambil kebingungan
“ini tempe penyet, kurang nikmat kalau kalian makan ini pakai sumpit. Pakai tangan lebih enak. Nah, kalian harus cuci tangan dulu” sambil menyodorkan baskom berisi air untuk cuci.
“ah, pakai tangan. Tapi semuanya tampak sangat enak” Kangin meilihatnya saja sudah kebelet ingin memakannya.
Ibunya Riezka bingung apa yg kami bicarakan. Riezka menjelaskannya satu persatu, dg sabarnya dia menjelaskan apa yg kami katakan.
“kenapa kalian tidak makan dulu saja, saya nanti saja”
Kami semua menikmati makan malam kali ini. Pantas saja, kami makan dengan menu dan cara yg berbeda. Setelah makan Riezka mengambil sisa sisa alat makan yg kotor untuk dicuci. Aku, kangin, dan donghae lalu menuju kamar istirahat kami hari ini, siapkan diri untuk menaiki gunung.
“hyung, nanti kita bisa sampai puncak?” sambil tiduran mengatakan hal itu padaku. “hyung? Hyung? Ah, kau sudah tidur? Baiklah, aku juga tidur”
“nah, aku sama siapa? Aku masih belum bisa tidur” sambil memainkan PSPku, dia mengambilnya saat aku telah tertidur. Selama di dorm dia selalu memainkan PSP itu ketika aku telah tertidur. Karena dia tau kalau meminjamnya pasti aku takkan memberinya. Pelit sekali.
********

29 Oktober 2008
Kami bangun jam 05.00 waktu sekitar. Aku bangun terlebih dahulu.
“kangin-ah. Donghae-ah. Bangun kita siap siap untuk naik” sambil menggoyangkan tubuh mereka. Kalau mereka masih tidak bangun juga aku ingin menyiramnya dengan air disini.
“ooaahhmmm......... disini dingin Hyung. Malas bangun ah” sambil menutup diri dengan selimut. Donghae kembali tidur
“sudah pagi kah?” kangin membuka matanya lebar dan melihat jam dinding. Oh, jam 05.00
“mandi dulu ya Hyung, aku ingin sampai puncak cepat cepat” kangin bersemangat sekali.
Riezka ke kamar kami. “oppa, sarapan sudah siap, kalau mau air hangat ambil saja di dapur. Oh iya, aku ikut kalian untuk menjelajah hari ini. Boleh, kan?”
“gumawoyo. Baiklah, kalian ikut kami. Tapi bagaimana dengan eomma-mu?” aku senang Riezka ikut. Karena aku akan melihantnya tidak hanya hari ini lagi. Namun sampai puncak. Dia sangat manis, cantik, tak pernah gadis yg seperti ini di dunia.
“eomma akan bersama eonnie-ku, dia akan datang ke rumah bersama suami dan anaknya. Sebaiknya kita cepat cepat sebelum mereka datang. Karena kalau mereka datang apa yg akan dilakukan eonnie-ku? Pasti aku akan diacak acak rambutnya. Dan aku tidak terlalu suka”
“donghae-ah. Bangunlah, nanti kita kesiangan” aku masih berusaha membangunkan donghae.
“ah, hyung. Dingin” donghae mengucek matanya.
“jangan mengeluh. Cepat mandi!” 
“hhmm.... ne Hyung. Riezka Nuna, cantik sekali” riezka memang melepas jilbabnya. Rambutnya panjang dengan baju lengan panjang dan training warna biru. Lengkap dengan bando pita.
“donghae-ah. Cepat mandi. Riezka nuna itu calon kekasihku. Ups!” sambil menutup mulut. Aku keceplosan. Mulai dari sini aku merasakan cinta yg dalam untuk ippun yoeja.
Seseorang datang dari kusen pintu, Kangin mendengar semuanya.
“mwo? Jinja? Calon kekasih. Ah hyung, baru saja kemarin berkenalan kau sudah jatuh cinta”
Pipi Riezka-ssi memerah, semakin tersenyum malu, dia semakin sangat cantik. Riezka, saranghae.
Donghae ke kamar mandi. Untuk mandi, sementara aku, Riezka, dan kangin ke meja makan untuk melahap makanan.
Kangin membawa buku belajar bahasa Indonesia, dan membuka lembar per lembar untuk mendapatkan apa yg aku pikirkan
“nyonya, Riezka ingin ikut puncak. Bolehkah?”  dengan masih terbata bata dan beleppotan Kangin meminta ijin untuk Riezka naik ke puncak bersama kami.
“ora opo opo to, le” aku tidak tau apa yg dia ucapkan,  tapi aku yakin ibunya Riezka mengijinkan. Dari sini aku sudah senang sekali bagaikan saat malam menyalakan kembang api.
Kami sudah menyelesaikan makan, mempersiapkan hal hal yg diperlukan untuk sampai ke puncak. Kini tinggal berangkat.
“ibu, Riezka berangkat. Kami akan segera kembali, bu aku yakin” Riezka pamitan ke ibunya.
“hati hati yo nduk, le” lalu kami berpisah dan berangkat!
********
16 November 2008
Kami sudah hampir mencapai puncak. Huah, puas rasanya. Kami akan segera turun gunung. Untuk berwisata kuliner di daerah sekitar. Tapi..............


(tunggu part 2-nya ya ^^)

oh iya, kalau mau contact2 sama mbak admin ke twitterku dan fb ku yah ^^
gamsahamnida :)

Ku tunggu komentarnya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting